1.
Pendahuluan
a.
Latar
Belakang
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi telah mendorong kemajuan
setiap aspek kehidupan manusia. Hampir semua permasalahan yang dulu dianggap
nihil untuk dilakukan sekarang mampu untuk dilakukan. Ilmu pengetahuan dan
teknologi telah mampu menggantikan sebagian pekerjaan mausia sehingga manusia
dapat menyelesaikan semua pekerjaan dan permasalahannya dengan mudah dan cepat.
Terkadang
manusia sulit untuk menentukan sebuah pilihan. Maka dengan semakin
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi manusia dapat terbantu dengan
dibuatkannya sebuah system pengambil keputusan yang bekerja layaknya seorang
pakar.
Salah
satu masalahnya adalah saat seorang siswa sulit untuk menentukan pilihan
jurusan di sebuah Sekolah Menengah Atas. Maka dibuatlah sebuah system penentuan
jurusan yang selain membantu siswa juga membantu guru Bimbingan Konseling.
2.
Kajian
Teori
a.
Sistem
Pakar
i.
Pengertian
Sistem Pakar
Sistem
pakar merupakan salah satu bidang teknik kecerdasan buatan yang cukup diminati
karena penerapannya diberbagai bidang baik bidang ilmu pengetahuan maupun
bisnis yang terbukti sangat membantu dalam mengambil keputusan dan sangat luas
penerapanya.[1]
Menurut Martin & Oxman, 1988 di Kusrini 2006:11. Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta dan teknik aktivitas cerdas untuk mengatasi masalah yang biasanya dapat diatasi hanya oleh seorang pakar pada bidang tertentu. [2]
Sedangkan Menurut Ignizio. Sistem pakar adalah suatu model dan prosedur yang berkaitan, dalam suatu domain tertentu, yang mana tingkat keahliannya dapat dibandingkan dengan keahlian seorang pakkar.[3]
ii.
Ciri-ciri
Sistem Pakar
Ciri – ciri dari system pakar adalah,[1]
-
Terbatas pada domain
keahlian tertentu.
-
Dapat memberikan penalaran
untuk data data yang tidak pasti.
-
Dapat mengemukan rangkaian
alasan-alasan yang diberikannya dengan cara yang dapat dipahami.
-
Berdasarkan pada
kaidah/rRule tertentu.
-
Dirancang untuk dapat
dikembangkan secara bertahap.
-
Keluaranya bersifat
anjuran.
iii.
Struktur
Sistem Pakar
Komponen
utama pada struktur sistem pakar menurut Hu et al (1987) meliputi :[4]
·
Basis Pengetahuan
(Knowledge Base)
Basis pengetahuan merupakan
inti dari suatu sistem pakar, yaitu berupa representasi pengetahuan dari pakar.
Basis pengetahuan tersusun atas fakta dan kaidah. Fakta adalah informasi
tentang objek, peristiwa, atau situasi. Kaidah adalah cara untuk membangkitkan
suatu fakta baru dari fakta yang sudah diketahui.
·
Mesin Inferensi (Inference
Engine)
Mesin inferensi berperan
sebagai otak dari sistem pakar. Mesin inferensi berfungsi untuk memandu proses
penalaran terhadap suatu kondisi, berdasarkan pada basis pengetahuan yang
tersedia. Di dalam mesin inferensi terjadi proses untuk memanipulasi dan
mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang disimpan dalam basis pengetahuan
dalam rangka mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam prosesnya, mesin inferensi
menggunakan strategi penalaran dan strategi pengendalian. Strategi penalaran
terdiri dari strategi penalaran pasti (Exact Reasoning) dan strategi penalaran
tak pasti (Inexact Reasoning). Exact reasoning akan dilakukan jika semua data
yang dibutuhkan untuk menarik suatu kesimpulan tersedia, sedangkan inexact
reasoning dilakukan pada keadaan sebaliknya.Strategi pengendalian berfungsi
sebagai panduan arah dalam melakukan prose penalaran. Terdapat tiga tehnik
pengendalian yang sering digunakan, yaitu forward chaining, backward chaining,
dan gabungan dari kedua teknik pengendalian tersebut.
·
Basis Data (Data Base)
Basis data terdiri atas semua fakta yang
diperlukan, dimana fakta fakta tersebut digunakan untuk memenuhi kondisi dari
kaidah-kaidah dalam sistem. Basis data menyimpan semua fakta, baik fakta awal
pada saat sistem mulai beroperasi, maupun fakta-fakta yang diperoleh pada saat
proses penarikan kesimpulan sedang dilaksanakan. Basis data digunakan untuk
menyimpan data hasil observasi dan data lain yang dibutuhkan selama pemrosesan.
iv.
Tujuan
Pengembangan Sistem Pakar
Tujuan dari system pakar adalah sebagai
berikut,[5]
1)
Mempermudah kerja tenaga
ahli
2)
Mengganti tenaga ahli
3)
Menggabungkan kemampuan
tenaga ahli
4)
Training tenaga
ahli
5)
Mengurangi resiko pada
pekerjaan yang berbahaya
6)
Menyediakan ahli pada
bidang pekerjaan “kering”
b.
Penjurusan
i.
Pengertian
Penjurusan
Penjurusan merupakan
salah satu proses penempatan atau penyaluran dalam pemilihan program pengajaran
para siswa di SMA. Dalam penjurusan ini, siswa diberi kesempatan memilih
jurusan yang paling cocok dengan karakteristik dirinya. Ketepatan dalam memilih
jurusan dapat menentukan keberhasilan belajar siswa. Sebaliknya, kesempatan
yang sangat baik bagi siswa akan hilang karena kekurangtepatan dalam menentukan
jurusan.[6]
Dalam kurikulum KTSP.
Penjurusan di SMA dimulai pada akhir semester 2 kelas X. Selama di kelas X
siswa hanya menerima program pengajaran umum, sedangkan di kelas XI dan XII
selain menerima program umum, siswa juga mendapatkan program pengajaran khusus
sebagai pilihan IPA atau IPS.[6]
ii.
Tujuan
Penjurusan
Tujuan penjurusan
antara lain adalah :[6]
Ø Mengelompokkan siswa
sesuai dengan kecakapan, kemampuan, bakat dan minat yang relative sama.
Ø Membantu mempersiapkan
siswa melanjutkan studi dan memilih dunia kerja.
Ø Membantu memperkokoh
keberhasilan dan kecocokan atas prestasi yang akan dicapai di waktu mendatang.
iii.
Faktor-faktor
Penjurusan
Ada beberapa
factor yang harus diperhatikan dalam penjurusan di SMA, yaitu :[6]
1. Prestasi belajar
Kemampuan siswa dapat
berwujud dalam kecakapan nyata dan kecakapan potensial. Kecakapan nyata dilihat
antara lain dari prestasi belajar yang berbentuk skor atau nilai (hasil ulangan
atau raport), sedangkan kecakapan potensial adalah salah satu kecakapan yang
masih terpendam, yang dapat dilihat guru atau orang tua melalui alat non-tes
seperti pengamatan, wawancara dan melihat prestasinya.
2. Minat siswa
Minat seseorang
ditandai dengan rasa senang atau tidak senang, suka atau tidak suka. MInat
timbul karena adanya ionformasi atau pengetahuan tentang suatu pekerjaan, benda
atau situasi. Dalam hal ini kita selaku guru dan orang tua memberikan informasi
dan pengetahuan yang benar dan tepat agar siswa mendapatkan gambaran yang jelas
akan pilihannya.
3. Harapan orang tua
Berdasarkan
pengalaman, ada orang tua yang memaksakan anaknya untuk masuk ke jurusan
tertentu tetapi kemampuan anaknya tidak mendukung. Untuk itu, selaku pihak
sekolah perlu mendengarkan atau memperhatikan keinginan/harapan orang tua
terhadap anaknya, namun seyogyanya juga perlu memberikan penjelasan tentang
keadaan/kemampuan siswa sehubungan denan pilihan tersebut.
4. Hasil psikotes
Tes psikoplogis adalah
sebagai sarana untuk melengkapi hasil tes prestasi belajar, yaitu untuk
mengukur kawasan-kawasan perilaku yang belum terungkap oleh tes prestasi
belajar.
5. Daya tampung
Penjurusan disesuaikan
dengan daya tampung sekolah, artinya berapa kelas sekolah tersebut menampung
atau menerima program IPA atau IPS, ini tergantung kebijaksanaan atau ketentuan
sekolah.
3.
Pembahasan
a.
Implementasi
Sistem Pakar Penentuan Jurusan di SMA
i.
Deskripsi
Sistem Pakar Penentu Jurusan di SMA
Sistem
pakar ini merupakan sebuah system pakar yang digunakan untuk membantu siswa SMA
dalam menentukan jurusan yang harus diambilnya. Sistem ini dibuat karena
kecenderungan siswa SMA yang sulit menentukan jurusan mana yang akan dia pilih.
Metode
yang digunakan dalam system pakar ini adalah metode Forward chaining,forward chaining adalah sebuah metode dimana
system akan mengumpulkan data lalu dari data tersebut system akan menyimpulkan
keputusan.[7]
Dalam
sistemnya, system ini berasumsi bila jurusan IPS merupakan default. Selanjutnya
siswa terlebih dahulu akan ditanya mengenai minat. Apabila minat siswa adalah
IPS maka system akan langsung memberikan bahwa siswa tersebut layak masuk IPS.
Namun apabila jawabanya IPA maka system akan bertanya mengenai nilai raport
siswa di sekolah. Apabila nilai raport tidak memungkinkan siswa masuk ke
jurusan IPA maka system akan memberikan jawaban bahwa siswa tersebut layak
masuk jurusan IPS. Dan bila memungkinkan system akan bertanya kembali bagaimana
hasil tes psikolog siswa tersebut. Apabila hasilnya baik untuk masuk jurusan
IPA maka system akan memberi jawaban IPA, apabila tidak maka IPS.
ii.
Knowledge
Base
4.
Existing
Sistem [8]
a.
APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
PEMILIHAN JURUSAN SISWA-SISWI SMA (IPA/IPS/BAHASA)
MENGGUNAKAN METODE AHP
(Studi Kasus SMA di Kota Semarang)
Disusun Oleh :
1. Fanoza
Heryansyah
/A12.2009.03469
2. Wahyu
Hidayat
/A12.2009.03568
3. Riza
Budi Darmawan /A12.2009.03482
4. Sudarsono /A12.2009.03488
5. Arum
Kusumaningtyas /A12.2010.04183
Kriteria (Goal)
1. Psikotes
2. Nilai Rapor
3. Minat
Alternatif ( Solusi )
1. IPA
2. IPS
3. Bahasa
Langkah Pertama Mengisi Inputan Nilai Kriteria ( Matriks Perbandingan Berpasangan ) dari Psikotes, Nilai
Rata-Rata Rapor, dan Minat Berdasarkan Bobot
Langkah
Kedua Mengisi Inputan Alternatif ( Matriks Perbandingan Berpasangan ) dari
Kriteria Psikotes Berdasarkan Bobot
Langkah
Ketiga Mengisi Inputan Alternatif ( Matriks Perbandingan Berpasangan ) dari
Kriteria Nilai Rata-Rata Rapor Berdasarkan Bobot.
Langkah Keempat Mengisi Inputan Alternatif ( Matriks Perbandingan Berpasangan ) dari Kriteria Minat Berdasarkan Bobot.
Kemudian
Matriks Perbandingan dari Kriteria dilakukan Pengkuadratan (Perkalian Kuadrat
Matriks) , Lalu dilakukan penjumlahan baris , setelah itu dihitung nilai
eigenvektor dari (jumlah baris dibagi jumlah total).
Kemudian
Matriks Perbandingan dari Alternatif (Psikotest) dilakukan Pengkuadratan
(Perkalian Kuadrat Matriks) , Lalu dilakukan penjumlahan baris ,
setelah itu dihitung nilai eigenvektor dari (jumlah baris dibagi jumlah
total).
Kemudian
Matriks Perbandingan dari Alternatif (Minat) dilakukan Pengkuadratan (Perkalian
Kuadrat Matriks) , Lalu dilakukan penjumlahan baris , setelah itu
dihitung nilai eigenvektor dari (jumlah baris dibagi jumlah total).
Kemudian
Matriks Perbandingan dari Alternatif (Minat) dilakukan Pengkuadratan (Perkalian
Kuadrat Matriks) , Lalu dilakukan penjumlahan baris , setelah itu
dihitung nilai eigenvektor dari (jumlah baris dibagi jumlah total).
Lalu menghitung Nilai Bobot dari Kriteria dan
Alternatif. Lalu dilakukan penjumlahan baris, maka akan diketahui hasil nya ,
alternatif (jurusan) yang sesuai dengan kriteria-kriteria.
IPS yang paling diminati,
IPA nomor kedua,
Bahasa menjadi alternatif
yang ketiga
Menghitung Nilai CR (
Konsistensi Rasio) yaitu Nilai Konsistensi Vektor dibagi dengan nilai Indeks
Random (IR)
DAFTAR PUSTAKA
[1] Admin."Artikel Pengertian Sistem Pakar", Artikel Teknologi Informasi, Mei 2013,[Online]. Tersedia : http://artikel-teknologi-informasi.blogspot.com/2013/06/artikel-pengertian-sistem-pakar.html [Diakses: 16 Maret 2014]
[2] Tasdik, Komarudin. "Definisi Sistem Pakar", Komarudin Tasdik.Me, 25 April 2013, [Online]. Tersedia: http://www.komarudintasdik.me/2013/04/definisi-sistem-pakar.html [Diakses : 23 Februari 2014]
[3] Adhika, Tri Hendry. "Sistem Pakar", kudabayor, 28 Juli 2012,[Online]. Tersedia: http://blog.uin-malang.ac.id/kudabayor/2012/07/28/sistem-pakar/ [Diakses : 15 Maret 2014]
[4] Fauzi, Achmad."Struktur Sistem Pakar", Let it Be, 6 November 2010,[Online]. Tersedia : http://shymphonyatnight.blogspot.com/2010/11/struktur-sistem-pakar.html [Diakses : 16 Maret 2014]
[5] Admin."Aplikasi Penerapan Sistem Pakar dalam Berbagai Bidang", Unique88, 16 Maret 2011,[Online]. Tersedia : http://unique88blogger.blogspot.com/2011/03/aplikasi-penerapan-sistem-pakar-dalam.html [Diakses : 16 Maret 2014]
[6] Fahroni, Dedi."Penjurusan di SMA", Dedy BK, Januari 2014,[Online]. Tersedia : http://dedyfahroni.blogspot.com/2013/01/800x600-normal-0-false-false-false-in-x.html [Diakses: Januari 2014]
[7] Haryanto, Toto."Forward dan Backward Chaining", TOTO HARYANTO Mencari dan Memberi yang Terbaik, 25 Feburari 2011,[Online]. Tersedia : http://totoharyanto.staff.ipb.ac.id/2011/02/25/forward-dan-backward-chaining/ [Diakses: 9 Maret 2014]
[8] Heryansyah, Fanoza."Contoh Program Penentuan Jurusan SMA Model AHP ", Sistem Pengambilan Keputusan, 4 Januari 2013,[Online]. Tersedian : http://wahyoe04.blogspot.com/2013/01/contoh-program-penentuan-jurusan-sma.html [Diakses : Januari 2013]